iklan

Sunni dan Shia, Apa Yang Terjadi? (1)

Sunni and shia Islam part 1 | World History | Khan Academy. Artikel ini kami terjemahkan sebagai inspirasi dari video asli Khan Academy.

Sekarang, kita akan membahas tentang perpecahan paling utama yang muncul dalam Islam tak lama setelah kematian Muhammad. Dan perpecahan tersebut ialah antara Kaum Sunni dan Kaum shia. Perpecahan ini masih ada hingga sekarang dimana sekitar 90% dari 1.5 atau 1.6 milyar Muslim adalah Sunni, dan sekitar 10% adalah shia. 10% tersebut sebagian besar berpusat di tempat-tempat seperti Iran, Iraq, tetapi mereka tersebar-sebar di seluruh dunia Muslim atau dunia umumnya.

Kata “Sunni” berasal dari kata “Sunnah” yang mana mengacu pada teladan Muhammad. Kata “shia” mengacu pada “shi’atu ‘Ali” yang mana artinya “Pengikut dari Ali” atau “Kelompok Ali” dan kita akan sedikit membahas tentang Ali.

Siapa yang akan menggantikan Muhammad setelah ia meninggal? Sebagai pemimpin dari para Muslim Kaum shia beranggapan bahwa sebaiknya orang tersebut haruslah anggota keluarga Muhammad dan khususnya keturunan dari Muhammad itu sendiri. Sedangkan Kaum Sunni percaya bahwa orang tersebut tak harus punya kriteria yang seperti itu. Nah, seperti yang akan kita lihat, perpecahan ini akan menjadi semakin kuat dan semakin kuat karena ada semakin banyak pertumpahan darah yang terjadi antara kedua belah pihak. Karena banyak hal yang terjadi pada keluarga Muhammad, pertama-tama, mari kita ulas hal tersebut dan kemudian baru kita membahas tentang perpecahan terkait siapa yang harus menggantikan Muhammad sebagai kalifah atau penerus untuk memimpin orang-orang Muslim.

Muhammad lahir pada tahun 570 Kamu juga bisa lihat pada urutan waktu di bawah ini:

Muhammad, merujuk pada tradisi Islam, mulai menerima wahyu dari Tuhan. Dan kalendar Muslim dimulai pada 622, Masa Hijrah, dimana orang-orang Muslim, untuk menghindar dari penganiayaan dari Suku Quraysh, pindah dari Mekkah ke Madinah.

Ayah dari Muhammad, Abdullah, yang meninggal beberapa bulan sebelum ia dilahirkan. Aminah, ibu dari Muhammad, dan dia meninggal ketika Muhammad berusia 6 tahun. Abdul-Muttalib yang mana kepala keluarga dari keluarga Muhammad, dan dia lah yang mengasuh Muhammad setelah kematian Aminah. Dia menjaganya hingga Muhammad berusia 8 tahun. Ketika Abdul-Muttalib meninggal, Setelah itu, paman dari Muhammad, Abu Talib, lah mengasuh Muhammad. Di bawah asuhan Abu Talib lah Muhammad belajar berdagang sebagai pedagang.

Kita akan membahas tentang Khadijah. Ia adalah seorang janda yang kaya di Mekkah, dan dia mempekerjakan Muhammad dan menurut tradisi Islam, ia kagum terhadap Muhammad dan melamarnya, dan pada saat itu Khadijah berumur 15 tahun lebih tua dari Muhammad. Ini adalah pernikahannya yang ketiga, dan Muhammad menikahinya.

Khadijah adalah seorang tokoh penting dalam Islam, bukan karena dia adalah istri pertama Muhammad, tetapi karena dia adalah salah satu Muslim yang pertama. Muhammad dan Khadijah, mereka punya beberapa orang anak, dan salah satunya adalah, Fatimah. Fatimah nantinya bakal menikahi anak dari Abu Talib, Ali. Dan Ali adalah Ali yang di atas tadi sudah ditulis, dimana kata “shia“, “shi’ atu ‘Ali” berasal, dan yang artinya ialah “Kelompok Ali” Karena Ali dianggap sebagai “Muslim Kedua”.

Dia adalah salah satu dari beberapa pengikut pertama dari Muhammad. Seperti yang bisa dilihat, dia adalah sepupu dari Muhammad. Dia dibesarkan di keluarga yang sama dengan Muhammad dengan Abu Talib, dan dia juga menantunya Muhammad. Dia menikah dengan Fatimah dan mereka memiliki beberapa orang anak, yang mana dua dari mereka ialah Hassan dan Hussein yang akan tampil secara menonjol. Sekarang, tokoh lain yang dilihat, ialah Abu Bakar yang mana dia adalah orang terdekat Muhammad juga salah satu dari orang-orang Muslim pertama. Abu Bakar sedikit lebih muda dari Muhammad.

Muhammad dan Abu Bakar terhubung melalui Aisha. Muhammad menikah dengan Aisha setelah Khadijah meninggal, dan Aisha adalah seorang tokoh penting pada masa-masa awal Islam. Dia mempunyai kepribadian yang kuat. Kebanyakan Hadis diriwayatkan olehnya.

Hadis adalah tradisi Muslim dan catatan hidup Muhammad, dan merupakan bagian yang paling penting dari agama Islam selain Al-Quran.

Muhammad menikahi Aisha pada umur yang masih sangat belia dan ada beberapa perdebatan tentang seberapa belia dia sebenarnya. Meskipun begitu, sebagaimana yang akan kita lihat nantinya, dia juga akan menjadi tokoh yang menonjol dalam narasi peristiwa ini dan dalam perpecahan yang terjadi antara Sunni dan shia.

Sunni dan shia memandang Aisha secara berbeda. Mari kita lihat kembali urutan waktu di bawah ini. Ketika usia Muhammad sudah sangat tua pada tahun 632, yaitu ketika ziarah terakhirnya ke Mekkah. Kemudian, dalam perjalanannya menuju Madinah, di sebuah tempat yang bernama Ghadir Khumm, dia memberikan sebuah khutbah, yaitu khutbah yang dianggap sangat penting bagi orang-orang shia.

Menurut khutbah di Ghadir Khumm, Ghadir secara harfiah artinya kolam atau sungai kecil, jadi artinya adalah sebuah khutbah di sungai Khumm. Ada satu kutipan khotbah yang bagi orang-orang shia adalah bagian khotbah yang sangat-sangat penting dimana Muhammad mengatakan “Kepada siapapun yang menjadikanku Mawla” – “Ali disini adalah untuk menjadi Mawla-nya pula.” Kata Mawla berarti pelindung atau pemimpin, atau bisa juga berarti wali atau seseorang yang sangat dekat dengan diri kita sendiri.

shia memandang hal ini sebagai bukti yang nyata (jelas) bahwa Muhammad bermaksud menjadikan Ali sebagai penerusnya. Banyak dari orang-orang Sunni mengambil penafsiran yang sedikit berbeda bahwa Mawla tidak harus berarti pelindung atau pemimpin. Itu bisa berarti sahabat atau teman atau anggota terdekat, dan mereka tidak menanggap hal ini sebagai bukti yang kuat.

Dalam tradisi shia, peristiwa di Ghadir Khumm tersebut sebenarnya adalah sebuah peristiwa penting dan itu juga dijadikan hari besar. Jadi, itulah bukti yang shia berikan sebagai alasan kenapa Ali lah yang seharusnya menjadi penerus Muhammad. Kemudian ketika Muhammad meninggal, orang-orang terdekat Muhammad mengadakan sebuah pertemuan dan mereka membahas tentang siapa yang seharusnya menjadi penerus Muhammad.

Orang-orang terdekat ini memutuskan bahwa yang meneruskan kepemimpinan adalah Abu Bakar. Nah, kemudian, Abu Bakar menjadi kalifah pertama, dan dia memerintah selama 2 tahun. Kemudian diteruskan oleh Umar, yang kemudian dibunuh, lalu diteruskan oleh Uthman, yang kemudian juga dibunuh. Dan kemudian, Ali mengambil alih kekuasaan.

Menurut tradisi Sunni, empat kalifah pertama ini dianggap sebagai “Kalifah Ar-Rasyidin” atau “Yang mendapat petunjuk”. Dan di bawah kekuasaannya, Islam menyebar secara signifikan dan menjadi Kerajaan Islam.

Dalam tradisi shia, mereka beranggapan bahwa tiga kalifah pertama sebelum Ali adalah perampas kuasa. Mereka percaya bahwa Ali lah yang seharusnya menjadi kalifah sejak awal, tepatnya pada tahun 632 yaitu tahun kematian Muhammad. Dan sekali lagi, mereka mengutip peristiwa yang terjadi di Ghadir Khumm tersebut yang mana disaksikan (menurut hadith) oleh ribuan orang dan ada banyak dari mereka yang mencatat hal ini.

Sekarang, Ali sudah berkuasa, tapi sebagaimana yang akan kita lihat pada peristiwa selanjutnya, hal ini memicu perang saudara pertama. Perang saudara pertama bagi Muslim yang juga sering disebut sebagai “Fitnah Pertama”, antara Ali dan Umayyad yang mana adalah keluarga Uthman.

(Bersambung)

Bagian kedua

iklan
- Advertisement -spot_img
Redaksi Inspirasiana
Redaksi Inspirasiana
Kami dari redaksi Inspirasiana berusaha menyuguhkan artikel-artikel menarik yang kami ambil dari beberapa sumber, terjemahan dan literatur yang ada. Selamat menikmati!
iklan

Latest post

iklan
Register Jadi Penulis Klik Disinispot_img

Popular dalam 7 hari

iklan

Cerpen

Sang Bidadari

Akhir Cinta Ariska

Pupus Harapan

Bukan Cinta Biasa

[WPPV-TOTAL-VIEWS]

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini