Rahmatan Lil’alamin
Apakah kalimat tersebut merupakan “ Visi dan Misi ” dari Agama Islam yang dibangun oleh Kanjeng Nabi Muhammad…
Dalam berbagai keterangan yang dipublikasikan oleh para ulama Islam, tentu membenarkan bahwa “rahmatan lil’alamin” memang merupakan ‘visi dan misi’ orang Islam.
Sebab itu, sebagai orang yang telah memeluk agama Islam, haruslah paham bahwa dimanapun berada agar menjadi Rahmat bagi lingkungannya. Maka, dengan begitu, statusnya menjadi ‘ wajib ‘ ditegakkan bagi umat Islam, dimanapun berada!
Namun, yang terjadi di bumi Nusantara ini dan di belahan dunia. Kita dapat melihat bahwa agama Islam sendiri ternyata mengalami perpecahan dalam persaudaraan.
Ya, persaudaraan yang pecah tersebut, membuktikan bahwa Visi dan Misi agama telah gagal ditegakkan.
Mengapa? Karena, Persaudaraan merupakan keutuhan dalam kemanusiaan.
Nah, keutuhan merupakan bukti nyata sebagai rahmatan lil’alamin.
Di sini, saya menyadari bahwa sebagai bagian dari umat Islam, saya terus meluaskan cakrawala pandang saya, dalam pembelajaran bagi diri sendiri.
Sebagai orang yang terus belajar, saya memaknai kata “rahmat” dengan sudut pandang yang ada di alam terbuka ini;
Dalam kamus pribadi kata Rahmat berarti Anugerah atau Karunia…
Jadi, semua yang hadir dijagat raya ini, juga bisa disebut sebagai anugerah, karunia, alias rahmat.
Perhatikan sang Surya atau Matahari yang setiap hari setia bersinar sepanjang hari.
Matahari adalah rahmat.
Sebagai Rahmat maka dia bersinar ke segala arah tertuju.
Dia memberi, dan terus memberi sinarnya tanpa pilih kasih.
Baginya dalam memberi pun tidak pernah peduli, apakah ada yang memuja atau pun tidak, semua mendapatkan hak yang sama.
Udara pun senantiasa memberikan manfaat bagi nafas yang setiap saat kita gunakan. Sebab udara adalah rahmat.
Tentu, pelajaran sederhana seperti ini ternyata tidak pernah di perhatikan.
Cobalah kita tanya, apakah udara itu memilih siapa saja yang hendak dihampirinya? Tidak bukan!
Atau mungkin pikiran kita berkata; “ udara itu digerakkan oleh Tuhan, sebagai pencipta sekaligus pengatur.”
Ok, Baik…. Lalu bagaimana dengan kita, cara pandang kita bagaimana dengan tuturan dari pikiran tersebut.
Apakah ‘Tuhan’ sebagai pencipta dan pengatur, Dia membagikan manfaat udara itu hanya bagi pemujanya saja?
Sedangkan yang menentangnya, di biar kan hidup tanpa diberi udara ‘tuk bernafas? Juga tidak bukan?
Kenyataannya semua umat manusia tanpa kecuali, sama sama menikmati manfaat udara yang sama. Itulah Kebenarannya.
Kita pun dapat belajar dari bumi yang kita pijak ini. Semua umat manusia, baik yang beragama maupun tidak. Pendosa atau pahlawan pun semua hidup di bumi jadi satu, bukan?
Lalu, apakah bumi ini, tidak mengizinkan tinggal bagi yang durhaka alias bagi perusak bumi? Tidak, semua dipangkuannya dengan baik.
Sebab, bumi adalah rahmat.
Air pun sama, air selalu memberikan manfaat bagi kehidupan kita, berstatus apapun diri kita. Agama apapun, bernegara, berbangsa, bersuku, ras, dan lain-lain pun semua dikasih manfaatnya, bagi kehidupannya.
Sebab, air adalah rahmat!
Satu lagi, kita pun dapat belajar dari ruang angkasa ini yang menampung segala yang ada….. tanpa kecuali.
Karena ruang itu sendiri adalah rahmat!
Artinya; Matahari, Bumi, Udara, Air, maupun Ruang yang sebagai Rahmat.
Maka, mereka dapat disebut sebagai ‘ Rahmatan Lil’alamin yang sebenarnya.
Nah, bagaimana dengan kita, sebagai umat Islam, yang memiliki Visi dan Misi sebagaimana yang telah di tunjukkan pada pelajaran alam terbentang ini.
Masih kah kita lebih berhak disebut sebagai rahmatan lil’alamin??? Daripada mereka!
Akhirnya, kita sadar bahwa Rahmat itu, bukan monopoli dari siapa pun jua…
Tetapi, tugas kita sendiri lah untuk di wujudkan dalam hidup.
Salam Cinta
[…] Umat Islam dewasa ini, telah lupa pada ajaran suci dari Baginda Rasulullah, bahwa yang di hidupkan dalam menempuh Islam itu adalah jalan cinta kasih kesegenap semesta alam, yang disebut rahmatan lil’alamin . […]
Rahayu….