iklan

Naikkan Gaji Saya!

Naikkan gaji saya adalah tuntutan ketika saya pernah terlibat sebagai penggalang masa (koordinator wilayah) mogok masal bekerja dengan tuntutan kenaikan gaji. Semangat membara dan berapi-api dengan keyakinan bahwa tuntutan akan dipenuhi apabila bersatu dan menyerukan satu suara. Perjalanan panjang demo tersebut tidak menghasilkan apa-apa. Namun saya mempunyai pelajaran berharga bahwa setiap demo karyawan akan terjadi negosiasi dengan perusahaan dan hal tersebut sangat memungkinkan ada pihak yang ikut memancing di air keruh.

Saya tidak membicarakan demo karyawan tersebut, yang saya bicarakan adalah menuntut untuk naik gaji. Setiap karyawan tentu ingin gajinya naik tiap tahun, bahkan kenaikan yang diharapkan tentu saja signifikan, kalau bisa sesuai dengan kenaikan gaya hidup karyawan tersebut. Kalau bisa lagi, ya bobot pekerjaan – tanggung jawab – risiko, tetap alias tidak bertambah namun gajinya bertambah.

Prinsipnya adalah tidak ada perusahaan yang ingin rugi. Apabila produktifitas sebuah perusahaan sama tiap tahunnya dan profit yang dihasilkan sama tiap tahunnya, sedangkan ia harus menaikkan gaji karyawan, maka lama kelamaan perusahaan tersebut akan terancam bangkrut! Kemudian jalan untuk mempertahankan agar perusahaan tidak bangkrut adalah: menaikkan profit atau memutuskan hubungan kerja sepihak kepada karyawan yang terus menuntut kenaikan gaji sementara perusahaan belum profit.

Naikkan Gaji Saya

Dalam upaya menaikkan profit perusahaan tentu saja ada beban kerja yang meningkat, tanggung jawab yang meningkat dan risiko kerja yang meningkat. Hal ini sangat wajar terjadi karena apabila setiap tahunnya produktifitas sebuah perusahaan sama, maka profitnya akan selalu sama sementara tingkat inflasi meningkat tiap tahun.

Karyawan cerdas dan bermental sukses akan memahami hal ini. Ia tidak akan sekedar menuntut dengan teriakan; Naikkan gaji saya, tanpa bukti! Artinya bahwa setiap tuntutan akan mengakibatkan konsekuensi. Perusahaan yang sehat tentu sudah menghitung faktor kenaikan gaji berkala setiap tahun yang disesuaikan dengan inflasi tahunan. Memang tidak besar karena skala ini hanya berkisar antara 2.5% dari gaji pokok yang ada. Di samping nilai tersebut, perusahaan yang sehat juga akan menghitung Compensable Factors sebagai bahan pemberi kompensasi sesuai dengan Nilai Kinerja. Faktor pengukur tersebut terdiri dari Faktor Keterampilan, Faktor Upaya dan Faktor Tanggung jawab.

  • Pengukuran dari Faktor Keterampilan terdiri keterampilan teknik, keterampilan manajerial dan keterampilan interpersonal.
  • Pengukuran dari Faktor Upaya terdiri dari upaya mental, upaya fisik dan upaya tekanan waktu.
  • Pengukuran dari Faktor Tanggung Jawab terdiri dari tanggung jawab terhadap hasil kerja, tanggung jawab terhadap aset dan tanggung jawab terhadap bawahan.

Faktor-faktor tersebut dapat dikomunikasikan antara perusahaan dan karyawan sehingga perusahaan tahu kebutuhan karyawan dan karyawan tahu kebutuhan perusahaan. Apabila HRD Perusahaan Anda ingin tahu lebih banyak bagaimana membangun Assesment Center dan menerapkan KPI – Key Performance Indicator (KPI) – Ukuran Keberhasilan bagi karyawan, Anda dapat menghubungi ‘Agung Webe Training & Consulting.’

Dari sisi karyawan, Anda juga dapat melakukan langkah cerdas untuk menjadi karyawan. Hal ini sudah saya tulis di blog ini sebelumnya, yaitu menaikkan nilai jual kemampuan kinerja sehingga tuntutan yang diajukan mempunyai bobot dan nilai tawar yang tinggi. Artinya perusahaan akan berpikir bahwa ia rugi apabila kehilangan kemampuan Anda. Apabila perusahaan melihat bahwa Anda biasa-biasa saja, rata-rata sama dengan lainnya, atau bahkan kemampuan yang Anda miliki banyak didapatkan, maka nilai Anda bisa dibilang tidak ada.

Mari coba lihat, apakah kemampuan Anda mudah digantikan oleh pegawai baru? Apakah posisi Anda mudah dikerjakan oleh orang baru? Apakah kemampuan Anda adalah kemampuan masal yang mudah didapatkan dari penerimaan pegawai baru?

Atau sebagai karyawan Anda punya nilai jual lebih dari rata-rata lainnya? Kalau belum yuk, buat kemampuan Anda unik dan di atas rata-rata lainnya agar perusahaan merasa rugi  apabila harus kehilangan Anda.

iklan
- Advertisement -spot_img
Agung Webe
Agung Webehttps://ruangdiri.com/
Saya adalah seorang penulis yang menuangkan tulisan sebagai bahan refleksi dan pelajaran diri. Untuk lecture, seminar dan coaching silahkan email ke: agungwebe@gmail.com
iklan

Latest post

iklan
Register Jadi Penulis Klik Disinispot_img

Popular dalam 7 hari

iklan

Cerpen

Sang Bidadari

Akhir Cinta Ariska

Pupus Harapan

Bukan Cinta Biasa

[WPPV-TOTAL-VIEWS]

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini