iklan

Jurus Bansos

Kuliah ekonomi kali ini akan saya bahas tentang jurus pemerintah yang bernama bansos atau bantuan sosial.

Sebenarnya bansos ini bukanlah jurus baru, ia sudah ada sejak negara ini hadir. Terlebih di era krisis moneter 1998. Namun begitu, bansos mulai gencar diperkenalkan sejak pemerintahan SBY. Program-program seperti BLT, PKH, Raskin, dan bedah rumah menjadi andalan.

Tidak hanya pemerintahan SBY, setiap calon pemimpin daerah memanfaatkan program ini sebagai jualan kampanye untuk pemenangan pilkada. Berlanjut ke pemerintahan Jokowi, bansos masih menjadi andalan utama di masa krisis seperti ini.

Sedikit kilas balik, saat krisis moneter 1998 kondisi ekonomi terpuruk. Nilai rupiah jatuh, tabungan dilarikan ke luar negeri, harga minyak anjlok seiring penguatan dollar, bursa saham lesu, dan banyak perusahaan besar gulung tikar khususnya mereka yang tergantung dengan bahan mentah impor.

Namun, krisis 98 ini membawa berkah buat pelaku usaha kecil atau yang lebih dikenal sebagai UMKM. Penguatan nilai dollar berpengaruh positif terhadap usaha mereka, khususnya yang memiliki usaha dengan komoditas ekspor.

Krisis di masa pandemi covid 19 ini, dampaknya berbanding terbalik dengan krisis moneter silam. Jika dulu perusahaan besar banyak yang collaps, maka sekarang yang paling merasakan dampak negatifnya adalah pelaku UMKM.

Bahwa pandemi ini menghantam semua lini perekonomian tidak bisa dipungkiri. Bagi pengusaha besar untuk bertahan hidup di tengah pandemi masih bisa dilakukan. Tabungan mereka masih sanggup meng-cover biaya hidupnya. Namun bagi pengusaha kecil, yang memiliki tabungan nyaris tidak ada akan kesulitan walau sekadar bertahan hidup.

Dari krisis moneter hingga krisis karena pandemi ini sebenarnya memiliki persamaan walau dengan kondisi yang berbeda. Krisis ini sama-sama menciptakan potential demand, yang jika ditangani dengan tepat maka akan berubah menjadi effective demand.

Sekarang saya akan masuk ke teori dasarnya. Dalam ilmu ekonomi ada yang disebut sebagai hukum permintaan dan penawaran atau demand dan supply.

Pasar bisa dikatakan sehat jika didalamnya terdapat supply dan demand. Atau dengan kata lain pasar menawarkan barang/jasa yang memiliki permintaan.

Keinginan untuk melakukan permintaan inilah yang disebut sebagai potential demand, ketika keinginan ini diwujudkan menjadi permintaan yang sebenarnya maka disebut sebagai effective demand.

Sebagai contoh, seorang perternak ingin memelihara kuda tetapi dia belum memiliki sumber daya untuk mewujudkannya, dalam tahap ini keinginannya baru sebatas angan atau potential demand. Ketika ia sudah memiliki sumber daya, kemudian diwujudkan dengan melakukan permintaan nyata ke pasar, inilah yang disebut effective demand. Dari pertemuan antara effective demand dan penawaran nyata di pasar kemudian diharapkan roda perekonomian dapat berputar.

Hal ini selalu terjadi di setiap krisis, bakal ada potential demand yang akan menjadi effective demand jika ditangani dengan cara tepat.

Saat krisis moneter 98, pemerintah memberikan stimulus ke pelaku usaha ritel seperti diskon pajak impor yang memberikan dampak positif terhadap roda perekonomian.

Kemudian pemerintah juga menaikkan tingkat suku bunga yang turut memberi angin segar buat laju ekonomi. Termasuk langkah menggabungkan beberapa bank sekarat menjadi satu bank besar yang kuat dan saat kita kenal dengan nama Bank Mandiri adalah contoh penanganan tepat. Bagaimana dengan kondisi pandemi saat ini?

Karena masalahnya ada di pelaku UMKM, maka stimulus ekonomi diberikan ke sektor ini. Bansos pun menjadi pilihan untuk mengatasi krisis ekonomi akibat pandemi.

Memang, saat ini kita tidak sedang menghadapi nilai tukar rupiah yang lemah dibanding dollar atau euro. Itu karena negara-negara pengguna dollar dan euro juga terdampak pandemi.

Bahkan sebaliknya, berkali-kali terlihat rupiah menguat terhadap dollar disebabkan Amerika sebagai negara asal dollar US mengalami pandemi yang parah. Hal ini ditambah lagi dengan isu perbedaan ras yang turut menekan dollar, kemudian diperberat dengan situasi politik negara adidaya tersebut menjelang suksesi kepemimpinan.

Kita juga saat ini tidak dihadapkan dengan situasi rush atau penarikan dana tabungan secara massive kemudian dilarikan ke luar negeri karena negara yang biasanya dijadikan sebagai kantong tabungan juga mengalami pandemi dan kondisi krisisnya tidak lebih baik dari Indonesia, Singapura misalnya.

Saat ini kita sedang dihadapkan dengan situasi roda perekonomian yang nyaris mandeg akibat adanya pembatasan sosial, bahkan di beberapa wilayah atau negara pihak otoritasnya menerapkan lockdown. Inilah yang membuat perputaran roda ekonomi benar-benar berat.

Di Indonesia yang menurut data statistik terdapat 99,9% UMKM dari total pelaku usaha. Dari 99,9% itu, 98% diantaranya masih dikategorikan sebagai pelaku usaha mikro. Inilah yang menjadi sasaran pemerintah dalam pemberian stimulus guna menggerakkan roda perekonomian.

Program bansos seperti PKH, BPNT, BLT, stimulus KUR, dan BPUM digalakkan. Harapannya adalah guyuran dana yang diberikan dapat menjadi trigger bergeraknya roda perekonomian Indonesia yang memang didominasi oleh pelaku usaha mikro.

Jadi jelas, kucuran dana itu bukan bertujuan menghamburkan uang semata atau pencitraan bagi pemerintah saat ini sebagai permen tutup mulut di tengah pro kontra Omnibus Law.

Bahkan jika dilihat lebih dalam, kucuran dana bansos ini bukanlah dana sinterklas yang dibagikan begitu saja. Saat ini pemerintah mengucurkan trilyunan rupiah itu dengan tujuan utama pergerakan roda ekonomi yang tentunya diharapkan dapat menghasilkan domino effect. Di ujung sana, pemerintah berharap penarikan pajak bisa berjalan normal kembali, dan rencana pengurangan subsidi dapat kembali diterapkan.

Bahwa kucuran ini masih terdapat salah sasaran, iya harus diakui. Namun, saya juga harus mengapresiasi jurus bansos pemerintah saat ini sebagai satu upaya untuk keluar dari krisis.

Kembali saya katakan ilmu ekonomi itu asyik, sarjana ekonomi itu yang berat. Kamu takkan sanggup…

iklan
- Advertisement -spot_img
iklan

Latest post

iklan
Register Jadi Penulis Klik Disinispot_img

Popular dalam 7 hari

iklan

Cerpen

Sang Bidadari

Akhir Cinta Ariska

Pupus Harapan

Bukan Cinta Biasa

[WPPV-TOTAL-VIEWS]

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini