Hubungan Agama dan Tuhan sangat erat, agama yang lahir dari suatu budaya merupakan warisan turun temurun dari leluhur, berikut kitab sucinya , tetapi ada agama yang tidak memiliki kitab suci.
Kitab suci menciptakan tokoh Tuhan, malaikat, iblis dan setan , agar manusia tetap memeluk suatu agama .
Sehingga manusia bisa diatur oleh agama dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari, melalui cara peribadatan yang sama, penyebutan nama Tuhan, malaikat,iblis ,setan dan sapaan yang sama dalam kehidupan sehari-hari.
Manusia semestinya memiliki kehendak bebas dalam kehidupan, malahan menjadi terpenjara dengan dogma agama yang mereka anut.
Manusia seharusnya berbuat dan bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, bukan menjadi manusia yang berbuat dan menyerahkan tanggung jawab, terhadap tokoh-tokoh yang diciptakan oleh kitab suci.
Sehingga manusia tidak belajar dari kesalahan yang sudah dibuat , mengevaluasi suatu kesalahan dan memperbaikinya kearah yang lebih baik.
Adanya perbuatan manusia, dengan terjadinya banjir, tanah longsor dan kekeringan, tetapi seolah-olah Tuhan yang berbuat, dengan perkataan :”Sudah takdir Tuhan”, padahal kerusakan dimuka bumi dan lautan diakibatkan oleh ulah manusia.
Volume air di muka bumi ini tidak pernah menyusut , curah hujan yang terjadi tetap sama , tetapi karena ulah manusia dalam menebang hutan , membuang sampah sembarangan , maka bencana tersebut terjadi , tetapi dengan entengnya manusia mengatakan : “Sudah takdir Tuhan”
Terjadinya perbuatan korupsi, pemerkosaan dan pembunuhan dilakukan oleh manusia , tetapi seolah-olah adalah iblis atau setan yang berbuat, manusia melemparkan tanggungjawab terhadapa apa yang diperbuatnya kepada pihak lain.
Manusia senang menyangkal atas kesalahan yang diperbuat, untuk mengelabui manusia lainnya agar tetap terlihat bersih.
Namun penyangkalan tersebut akan berbalik kepada manusia ,walaupun disangkal terus-menerus , membuat diri menjadi tidak nyaman dan suatu saat akan menerima akibat dari yang di perbuatnya.
Pada awalnya agama mengajarkan hubungan manusia dengan Tuhan , dengan implementasi perbuatan baik, akan menerima pahala, perbuatan jahat akan menerima siksa.
Intinya pada perbuatan manusia yang dilakukan, agar bermanfaat terhadap orang lain, tetapi banyak manusia yang tidak ingin berbuat, tetapi ingin mendapatkan pahala dan terhindar dari siksa.
Bagaimanapun manusia harus bertanggung jawab, terhadap diri sendiri dalam setiap perbuatan.
Agama dan kitab suci , merupakan alat untuk membakar ego, agar mengecil , sekaligus sebagai penerangan dalam menyingkap jati diri manusia, dalam diri manusia ada sifat-sifat baik untuk berbuat kebaikan.
Sehingga perbuatan baik yang dilakukan, bertujuan hanya untuk berbuat baik , bukan untuk mendapatkan pahala atau terhindar terhadapa siksa.
Sehingga muncul manusia, yang memiliki budi pekerti dalam kehidupan sehari-hari ,saling tolong- menolong, menghormati satu dengan yang lainnya , menggalang persatuan dan kesatuan dalam mewujudkan bumi yang nyaman dan damai.
photo by Jay Castor on unsplash
artikel lain bisa dilihat di sini
Dijaman sekarang ini, agama dijadikan alat politik merebut simpatisan/masa untuk dirinya sendiri. Baik itu politik kekuasaan maupun politik untuk mencari nafkah bagi dirinya sendiri..