iklan

Cermin

Peristiwa peristiwa yang kita lihat, dengar, rasakan adalah cermin untuk melihat diri sendiri. Untuk melihat jujur kedalam diri. Tapi seringnya kita malah melihat peristiwa yang terjadi untuk menilai orang lain. Sehingga peristiwa yang hadir untuk instropeksi diri justru menjadi menghakimi.

Cermin akan selalu menampilkan kejujuran. Apapun objek yang ada di hadapannya akan tampil sama didalam cermin. Cermin bisa menjadi buram dan kotor. Ketika buram dan kotor ia tidak akan bisa menampilkan gambar yang jernih, debu dan kotoran yang menutupi akan melindungi pandangan sehingga tidak bisa melihat gambar apa adanya. Pikiran manusia diibaratkan cermin. Ketika banyak kotoran yang menempel dan menutupi, maka gambar tidak bisa terlihat dengan jernih. kotoran disini adalah pengetahuan pengetahuan yang masuk dan tersimpan dalam pikiran, bisa berupa pengalaman pengalaman, kesan kesan, ajaran ajaran dan dogma baik dari orang tua, lingkungan, masyarakat, agama dan sosok otoritas yang kita percayai, yang bisa mengikat menjadi ideologi / keinginan keinginan ideal yang harus diwujudkan.

Contoh kamu melihat seseorang makan dengan tangan kiri. Ketika pikiranmu penuh dengan dogma dogma dan ajaran ajaran yang mengatakan bahwa makan harus dengan tangan kanan, makan dengan tangan kiri itu jorok, tidak sopan, maka akan muncul penilaian bahwa apa yang dilakukan oleh orang tersebut suatu yang salah. Padahal tidak semua orang sama , ada yang bisa makan dengan tangan kanan dan ada yang bisanya makan dengan tangan kiri. Inilah yang terjadi ketika pikiran kita penuh keterkondisian. Kita tidak bisa melihat segala sesuatunya secara jernih dan apa adanya. Pikiran kita akan menilai berdasarkan pengetahuan yang ada, memilah milah ini baik ini buruk, ini benar ini salah. Lalu membandingkan antara yang satu dengan yang lainnya. Dari pembandingan itu akan muncul keinginan untuk mewujudkan apa yang dianggap benar. Tidak bisa melihat keunikan dan keberagaman dari kehidupan ini apa adanya. Ini baru tentang cara makan, bagaimana lagi dengan hal hal lainnya. Kamu diajarkan selama ini bahwa agama yang paling benar adalah agamamu. Lalu kamu melihat ada orang lain yang memiliki agama yang tidak sama denganmu, apa yang terjadi ? Penilaian. Kamu akan menilai bahwa agama orang lain itu salah. Pemisahan, kamu akan memisahkan bahwa dia salah kamu benar. Lalu membandingkan bahwa agamamu lebih baik dari agama orang lain. Ketika ada pembandingan akan muncul keinginan, keinginan untuk mewujudkan sesuatu. Yaitu hanya agamamu saja yang boleh ada didunia ini. Lalu apa yang terjadi ? Chaos. Konflik. Perang. Karena orang lainpun pikirannya sama juga denganmu, terkondisi dengan ajaran ajaran dan pengetahuan yang selama ini diajarkan padanya. Ia juga merasa bahwa hanya agamanya, keyakinannya, pendapatnya yang paling benar. Jika saling memaksakan maka yang terjadi adalah konflik dan ketegangan.

Membersihkan cermin yang sudah lama kotor tentunya tidak semudah membalikkan telapak tangan, apalagi kotoran tersebut sudah melekat berpuluh puluh tahun dan terus menerus bertambah dengan pengetahuan pengetahuan baru. Tapi dengan menyadari bahwa ada kotoran yang melekat kita bisa mulai membersihkannya. Dengan cermin yang bersih, kehidupan ini bisa dilihat jernih apa adanya.

iklan
- Advertisement -spot_img
iklan

Latest post

iklan
Register Jadi Penulis Klik Disinispot_img

Popular dalam 7 hari

iklan

Cerpen

Sang Bidadari

Akhir Cinta Ariska

Pupus Harapan

Bukan Cinta Biasa

[WPPV-TOTAL-VIEWS]

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini