iklan

Anak sapi

Ada sebuah julukan yang dianggap lumrah di tempat kami diperuntukkan bagi anak yang sejak bayi mengkonsumsi susu formula. Dijuluki sebagai “anak sapi”, dengan anggapan bahwa susu formula itu hasil dari olahan susu sapi.

Malahan saya pernah mendengar ada seorang berceramah di acara aqiqoh, yang berani mengatakan bahwa penyebab kids jaman now itu sulit di atur adalah konsumsi susu formula tersebut. Dengan anggapan bahwa memang mereka merupakan “anak sapi”.

Mungkin memang istri si penceramah sempat menyusui sesuai tuntunan agama yakni minimal 2 tahun. Tapi maaf, beliau tidak bisa mewakili sebagian yang lain, dimana ada ibu-ibu yang memang tidak bisa memberikan ASI kepada anak mereka kepada anaknya. Ada kondisi medis tertentu yang memang menyebabkan hal ini tidak bisa dilakukan. Seperti yang terjadi pada anak kami yang pertama, ASI dari istri saya tidak keluar sama sekali semenjak meminum jamu binahong. Jamu yang disarankan oleh orangtua sebagai usaha untuk mempercepat proses pengeringan luka jahit setelah operasi caesar. Saya tidak membahas tentang medis ini secara mendetail karena memang tidak berkompeten, dan juga saya bukan penjual yang menawarkan solusi mengenai hal ini.

Namun ada hal yang kadang tidak dibahas, sehingga hanya dilihat dari satu sisi dan seolah menjadi pembenaran bahwa saat anak mengkonsumsi susu formula berhak mendapat julukan “anak sapi”, hal tersebut adalah interaksi antara orangtua dan si anak saat susu formula tersebut diberikan.

Seandainya dilakukan survey sekalipun, apakah ada korelasi yang sangat kuat antara pemberian susu formula dengan tingkah laku si anak di masa yang akan datang? Apakah setiap anak yang diberikan ASI pada masa bayinya lebih mudah diatur dibanding yang mengkonsumsi susu formula? Dan sebaliknya apakah dengan diberikan susu formula semua mudah diatur atau semua susah diatur karena “anak sapi”? Atau jangan-jangan sebenarnya yang patut dikoreksi adalah interaksi antara orang tua dan si anak saat pemberian susu formula maupun ASI.

Di masa kini, bukankah ini salah satu problem yang sebenarnya dalam hubungan antara orangtua dan anak, sebagian besar orangtua jaman now lebih sibuk dengan smartphonenya daripada dengan si anak, bahkan semenjak kecil?

Ada orangtua yang selfie seakan keduanya dekat, namun si ibu sebenarnya lebih dekat dengan smartphonenyanya daripada dengan si anak. Dalam beberapa kejadian yang ada di sekitar saya hal ini lebih besar peluangnya terjadi saat anak diberi asupan susu formula, karena jika yang diberikan ASI maka Ibu “dipaksa” dengan untuk berinteraksi dengan si anak, lain halnya jika yang diberikan adalah susu formula dalam botol, bahkan dengan satu tangan pun bisa sedang ditangan lainnya tetap memegang smartphone.. interaksi yang mulai jarang terjadi ini yang mungkin sebenarnya penyebab anak sulit diatur di masa pertumbuhan berikutnya. Meskipun kalau dilihat lagi, tetap ada yang memberi ASI sambil sibuk melihat smartphonenya.

Terlepas dari benar tidaknya pengaruh susu formula terhadap tingkah laku anak, yang bisa kita lakukan sebagai orangtua jaman now adalah memperbaiki kembali kualitas hubungan antara kita sebagai orangtua dan anak kita.. jangan karena hubungan dengan smartphone bisa menghasilkan uang atau sekedar menambah pertemanan, mengurangi kualitas hubungan kita dengan anak kita.. betapa egoisnya kita sebagai orangtua jika bersikap demikian.

Dan semoga dengan semakin berkualitasnya hubungan anak dan orangtua dalam keluarga berdampak dalam kehidupan yang lebih besar yakni kehidupan berbangsa dan bernegara..

iklan
- Advertisement -spot_img
Agus Mach
Agus Mach
Menulis sebagai sarana belajar dan melihat apa yang ada dalam diri.
iklan

Latest post

iklan
Register Jadi Penulis Klik Disinispot_img

Popular dalam 7 hari

iklan

Cerpen

Sang Bidadari

Akhir Cinta Ariska

Pupus Harapan

Bukan Cinta Biasa

[WPPV-TOTAL-VIEWS]

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini